F A D I L L A H H A D I D P G

Blog ini hanya berisi catatan dan opini pribadi, Jangan di anggap terlalu serius.

Pengguna Jalan di Jakarta itu Ngeselin!


Kemarin gue lagi jalan menuju kampus, terus di depan gue ada bapak-bapak yang nampol kepala anaknya gara-gara si anak ngejatuhin sendal yang dia pakai saat sedang diboncengin. Karena posisi gue ada di belakang mereka, gue pun ngambilin sendal yang jatuh itu. Sendal itu gue kasih ke si bocah (udah gitu aja)

1. TROTOAR-MAN

Pernah gak lo, lagi jalan di trotoar, terus dari belakang ada suara klakson nyuruh kita minggir?
Ya, kelakuan tak beradab itu adalah kelakuan trotoarman. Meraka suka naikin kendaraan di trotoar yang notabene adalah hak pejalan kaki, demi menghindari kemacetan di jalan beraspal.
Orang kayak gini, menurut gue nggak berhak buat teriak “Anti korupsi!”. Ngapain dia protes sama orang yang suka ngembat duit rakyat, kalo dia sendiri suka ngembat hak sesama pengguna jalan?

2. ZEBRACROSS-MAN

Sejak gue ngampus di Jakarta, ngeliat pemandangan orang nunggu lampu merah jadi lampu hijau di area zebra cross, bukanlah hal yang aneh. Bahkan, kadang mereka nunggu lampu hijau sambil berhenti melewati lampu lalu lintasnya. Kalo gitu keadaannya, gue penasaran, gimana mereka bisa liat lampunya udah ganti warna atau belum?!

Para penikmat zebracross ini menurut gue termasuk kriteria pengguna jalan yang ngeselin. Sama ngeselinnya dengan trotoar-man, yang intinya suka ngembat hak pengguna jalan lain. Kalo dibiarin terus, mungkin kelak mereka akan makin keterlaluan. Mungkin kelak mereka bakal nunggu lampu merah sambil mendirikan tenda di zebra-cross. Jangan jadi pengguna jalan yang begini ya.

3. Emak-emak desparate
yang ini pasti udah mainstream banget sih
Lampu sein kedip-kedip yang kiri, begitu kita sudah ngambil jalur kanan untuk menghindari, tau-tau dia belok kanan. Hal kayak gitu adalah salah satu terapi jantung yang diberikan secara gratis oleh ibu-ibu desperate pengguna jalan. Itulah kenapa, gue nggak mau percaya lagi sama lampu sein dari motor yang dinaiki ibu-ibu. Soalnya kalo ibu-ibu naik motor, yang tau dia bakal ke mana itu cuma dia sendiri dan Tuhan.


Selain lampu sein ngaco, kadang ibu-ibu semacam itu suka naik motor secara pelan, tapi ngambil jalur tengah. Mana kalo diklaksonin, dia nggak peduli. Dia nggak bakal nyadar kalo ulahnya yang berkendara pelan dan di tengah jalan itu sudah bikin macet Jakarta-Bogor.

4. Gerombolan Squad
Biasanya di jam pulang sekolah, gue nemuin pengguna jalan yang naik sepeda kayuh ataupun sepeda motor yang berkendara secara bergerombol 4 sampai 5 orang dalam 1 baris. Kelakuan kayak gini yang bikin jalanan penuh dan orang-orang di belakang mereka tidak bisa mendahului. Mending kalo abis diklakson mereka mau nyingkir. Malah kadang mereka cuek-cuek aja. Gue sampe berfikir pengin banget kapan-kapan gue di belakang mereka sambil mengendarai Stom. Jadi kalo gue klakson mereka nggak nyingkir, langsung gue giles tanpa rasa bersalah.



GAGAL

"kalo nggak gagal, kita nggak belajar".
Mungkin banyak yang mikir, kegagalan adalah akhir dari segalanya, sehingga mereka takut mengalami kegagalan. Padahal, kalo kita mau mengubah mindset, kegagalan justru memberikan pelajaran. Setiap benda yang kita gunakan setiap hari, pastinya punya aroma kegagalan. Contoh simpelnya, telepon. Waktu menciptakan telepon, tak mungkin om Graham Bell langsung kebayang bentuknya panjang, bulat, ada speaker & micnya. Pastinya dia mencoba menciptakan telepon dari benda-benda yang masih sangat sederhana yang akhirnya mengalami kegagalan. Nah, dari setiap kegagalan itu, om Graham jadi tau, bahan-bahan apa aja yang kurang, sehingga telepon yang dia buat pun menjadi sempurna.

Contoh lebih simpel lagi, Ningsih pengin bisa masak untuk pacarnya, Supri. Karena dia mau belajar, dia pun berani untuk gagal. Dia mencoba untuk menggoreng ikan, tapi karena dia tidak tau berapa lama idealnya menggoreng ikan, akhirnya ikan itu malah menjadi fosil. Dari kegagalan itu, Ningsih jadi belajar bahwa dia tidak boleh menggoreng ikan selama 5 jam. Dia coba lagi menggoreng ikan selama 4 jam, ternyata ikannya masih gosong. Dia coba dan coba terus hingga dia tau ikan yang matang sempurna itu digoreng berapa lama. Nah, dari contoh-contoh itu, masih nggak percayakah elo bahwa pelajaran adalah anak dari kegagalan?


"Anggap Gagal adalah tanda bahwa kita sudah berani berusaha".



Seperti Quote di pembuka tulisan ini, kegagalan itu adalah tanda bahwa Tuhan sudah merespon usaha kita. Bukankah kita harusnya senang, saat usaha kita udah direspon pihak lain? Bukannya lebih menyedihkan kalo usaha kita cuma berbuah kecuekan?

Dengan teori itu, maka seharusnya kita tidak perlu down di saat mengalami kegagalan. Kalo kita percaya bahwa Tuhan adalah yang menentukan keberhasilan kita, tentunya sebelum menentukan keberhasilan itu, DIA harus tau sudah sebesar apa usaha kita. Nah, dengan diberi kegagalan, artinya Tuhan sudah merespon usaha kita. Dan DIA perlu diyakinkan lagi tentang sudah pantaskah kita diberi keberhasilan?


"Habiskan jatah gagal".
Gue selalu percaya, semua hal dalam hidup itu punya batas. Lautan yang luas pun punya batas, apalagi kegagalan. So, kalo kita sering mengalami kegagalan, yang perlu kita lakukan ya cuma terus berusaha dan berusaha aja. Habiskan juga jatah gagal kita hingga ke ambang batasnya. Nah, kalo jatah gagalnya udah habis, artinya yang kita punya tinggal apa? Keberhasilan lah.



Nyasar di bekasi bikin emosi!

26/06/2016

Tulisan ini tidak bermaksud menjelek-jelekkan Kota Bekasi. Tanpa tulisan ini pun Kota Bekasi masih jauh dari bagus.

Kira-kira hampir setahun lalu sebuah cuit tentang rusaknya kondisi sebuah ruas jalan di Kota Bekasi menjadi awal mula bullying massal terhadap daerah yang dulu merupakan bagian wilayah Betawi itu. Celotehan bernada menghujat atau menetawakan beredar di mana saja, lengkap dengan gambar maupun video yang membuat sebagian warga Bekasi merasa hancur hatinya. Kalau diumpamakan perusahaan, saham Bekasi pasti sudah amblas, PHK besar-besaran, dan tinggal menunggu putusan pailit dari Pengadilan Niaga. Semuanya akibat sentimen ultra negatif tersebut.

Sebagai warga perbatasan Bogor/Jakarta/Bekasi, saat itu gw bukan termasuk golongan yang merasa tersinggung atas bullying Bekasi. Bagi gw Jakarta/Bogor sama buruknya karena tidak bisa memanfaatkan APBD yang begitu gemuk. Demikian pula beberapa daerah lain. Tetapi hari ini akhirnya gw ngerti kenapa mereka menyudutkan Bekasi.

Seenggaknya gw punya alasan sendiri.

Kira-kira 9 malam gw pulang dari acara bukber alumni smk di kawasan Cibubur dengan tujuan kerumah teman di daerah di Mustika Jaya, Bekasi. Yang gw paham cuma lewat Jalan Alternatif Cibubur-Cileungsi-Jalan Raya Narogong lebih dekat daripada jalur Jalan Raya Bogor-Kalimalang. Maka dari itu gw ngambil jalur pertama. Awalnya gak ada yg bikin gw kesal kecuali truk-truk yang melintasi Jalan Raya Narogong dan ruas jalan yang rusak. Tetapi itu masih di wilayah Cileungsi-Bogor

Sampai di Pasar Bantar Gebang motor pun belok kanan tujuan Mustika Jaya. Jaraknya hanya sekitar 6 km. Setelah melewati perumahan Bumi Alam Hijau saya melihat petunjuk arah belok kiri ke tujuan saya. Saya sempat ragu-ragu lantaran jarang sekali lewat jalur ini, tapi gw putuskan mengikuti arah tersebut.

Awalnya sih gak ada yang janggal dari jalan yang gw lewatin. Kondisi jalan mulus, cukup dilewati dua mobil, hanya saja minim penerangan. Gw ngikuti jalan yang paling besar sewaktu bertemu persimpangan dan semua itu terjadi begitu saja sampai gw sadar 20 menit sudah habis dan belum juga menemukan ancar-ancar yang gw inget. Balik arah gak mungkin karena udah cukup jauh. Situasi ini diperburuk jalan yang sepi dan gelap sehingga sulit menemukan orang untuk bertanya. Sebetulnya gw masih bisa berharap pada teknologi, sialnya hape mati total. Dus, gw putusin memacu motor lagi.

Lebih 30 menit akhirnya gw ngerasa dapat petunjuk dengan melihat sebuah pabrik berpagar hijau. Untuk informasi, di Bekasi sangat penting mengingat ancar-ancar atau penanda, bisa bangunan, pohon dan sebagainya. Sebab, banyak jalan di Bekasi tampak sama satu dengan yang lain. Apalagi malam hari, kanan-kiri hanya pepohonan, warung kopi, gudang kayu, bengkel las serta kondisi gelap.

Rupanya ternyata dugaan gw salah. Terlalu banyak pabrik berpagar hijau, dan yang terlihat hanya mirip. Maka dari itu gw nyari papan reklame apa aja yang dapat ngasih petunjuk. Tapi juga nihil. Sampai  akhirnya gw ngeliat pangkalan ojek dan nanya arah.

"Ke sono, lurus aja, bang."

"Nggak belok-belok, bang?" kata gw, memastikan. 

"Lurus. Lurus aja."

"Kalau ini dearah apa, bang?"

"Sini mah Bojong Menteng."

Oke gw menyampaikan terima kasih, dan orang yang gw tanya melanjutkan permainan ceki bersama tiga sejawatnya.

Gw percaya masyarakat atau individu adalah duta bagi daerahnya. Termasuk dalam pengalaman kesasar ini, mereka layak didengar, sehingga ada istilah pelesetan GPS (gunakan penduduk setempat). GPS yang satu itu saya sering buktikan lebih manjur daripada GPS Google.

Akan tetapi naas, GPS yang gw dengar malam tadi eror fatal. Alih-alih lurus terus gw justru masuk ke sebuah perumahan. Asal tahu saja, perumahan di Bekasi itu sukar dibedakan lantaran desain yang sangat menyerupai satu sama lain. Saluran air besar, ruko, taman, masjid, semuanya susah dicari pembedanya. Maka gw berhenti untuk nanya lagi, kali ini giliran penjual sate.

"Cak, ini perumahan Pondok Timur Indah?"

"Bukan, mas," sahutnya dengan aksen Madura khas tanpa memberi jawaban.

"Jadi, komplek apa, cak? Pondok Hijau?"

"Bukan juga, ini Narogong."

Gw gak akan dapat apa-apa dengan terus nanya ke orang itu. Narogong sangat luas. Gw tinggal pergi setelah mengucapkan terima kasih.

Beberapa ratus meter kemudian gw baru tahu posisi dari papan reklame sebuah apotek yang mencantumkan lokasi: Perum Taman Narogong Indah. Gw pernah ke perum ini tapi udah lumayan lama. Untuk itu gw perlu cari GPS yang akurat. Seorang juru parkir sebuah mini market akhirnya gw samperin. 

"Bang, keluar komplek ke arah mana?"

"Balik aja bang, ke sana," ujar juru parkir mengarahkan telunjuknya.

"Kalau Mustika Jaya?"

"Mustika Jaya? Mustika Sari Kali?"

Kedua daerah ini sama saja sebetulnya. Mustika Sari merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Mustika Jaya. Gw gak mau ambil pusing, "Ya udah Mustika Sari Ke mana?"

"Wah, masih jauh, bang. Abang mau ke mana?"

"Mustika Jaya, kan, saya tadi udah nanya. Kalau lurus itu ke mana?" Gw nunjuk jalan ke depan.

"Itu ke Rawa Panjang, Pekayon, Kemang juga bisa," terus dia ninggalin gw sebentar untuk ngatur mobil keluar.

pass gw siap-siap pergi, juru parkir melanjutkan petunjuknya, "Kalau belok kanan bisa ke tol, bang."

"Tol mana, bang?"

"Ya tol Bekasi lah! (Nadanya Agak ngeGas gimana gitu)," tandasnya mantap.

"Yah yang bener aja bang, saya naik motor masak diarahin ke toll?

"Yaa terus abang mau kemana sebetulnya?/

" -__- Ke Mustika Jaya bang -__- (didaerah mencoba menahan emosi)

Lagi-lagi petunjuk yang misterius. Sebagai informasi, di antara sekian banyak pintu tol di Bekasi, terdapat dua gerbang tol yang paling banyak dilalui, pintu tol Bekasi Barat dan pintu Bekasi Timur. Kalian yang berkunjung ke Bekasi perlu memperhatikan hal ini karena ke Bekasi ibarat menyambangi New Zealand, kalian harus memutuskan pergi ke utara atau selatan. :(

Entah bisikan dari mana saya justru mengambil pilihan kedua; belok kanan. Ternyata arahan yang gw pilih jalannya berupa gang kecil, berbelak-belok tak konsisten, sepi dan gelap. Tapi gw mutusin buat gak nanya lagi . Lebih baik mengikuti naluri, sebab setiap jawaban hanya teka-teki yang sulit dipecahkan. Apabila bertanya lagi gw kuatir akan semakin terjebak ke dalam labirin, dan gw gak pingin jadi tua di jalanan Bekasi.

Tiga orang Bekasi yang gw tanya bukan duta yang baik bagi daerahnya. :(

Kata hati gw pada akhirnya memberikan cahaya yang sangat binar. Jalan Raya Pengasinan!

Sampai di tujuan rupanya udah jam 11 malam lebih sekaligus tangki bensin terkuras. Kenyataan yang harus diterima. Di luar keteledoran pribadi, gw menyayangkan Kota Bekasi yang mempunyai fasilitas penunjuk jalan sangat minim. Kalaupun ada, tujuannya menyesatkan. Lampu penerangan jalan umum pun sangat memprihatinkan di benyak titik, padahal penduduk kota ini semakin banyak. Dengan APBD 2016 mencapai Rp4,4 triliun ditambah sumbangan Provinsi DKI Jakarta yang diproyeksikan sebesar Rp400 miliar, rasanya sangat keterlaluan bila Pemkot Bekasi tidak mampu menyediakan fasilitas dasar ini.



   _________________
  Bekasi 26/06/2016

Hikmah Macet Jakarta

10/04/2016

Kata orang, hidup di Jakarta itu tua di jalan. Perjalanan yang normalnya bisa ditempuh dalam waktu 10 sampai 15 menit, ternyata memakan waktu dua jam, bahkan lebih. Ukuran normal pun berubah. 
Dan kita pun pasti punya ukuran masing-masing dalam hal estimasi waktu agar dapat sampai di kantor/kampus tepat waktu, tidak terlambat saat meeting, atau pun agar pasangan nggak marah karena kita terlambat menjemput.
Semuanya sudah menjadi makanan kita sehari-hari. 
Macet ibarat nafasnya orang Jakarta. Capek? Sudah pasti. Kesel? Setiap hari. Marah? Sering. Namun apakah semuanya dapat mengurangi kemacetan dan dalam sekejap membuat Jakarta menjadi kota dengan lalu lintas yang teratur? Jawabannya tentu saja tidak. 
Dan yang bisa kita lakukan adalah mensyukuri dan menikmati kenyataan dengan cara-cara yang kita miliki. Karena seperti kata pepatah, life isn’t about waiting for the storm to pass, it’s about learning to dance in the rain.


Tulisan ini pun ditujukan untuk hal itu. 
Kita akan mencoba untuk melihat kemacetan dari kacamata yang berbeda. Jika selama ini kita selalu melihat kemacetan dengan kacamata minus, kali ini kita akan mencoba untuk melihatnya dengan kacamata hitam. Kacamata yang lebih positif, santai, dan bahagia.

Pertanyaan berikutnya adalah, gimana bisa positif, santai, atau bahagia jika kenyataannya kemacetan selalu membuat kita naik darah setiap hari? 
Kuncinya adalah bagaimana kita bersyukur dan percaya bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian, termasuk di balik kemacetan.

Hikmah pertama: Menikmati musik.
Mari kita hitung berapa rupiah yang sudah kita keluarkan untuk membeli koleksi CD kita (pastinya CD asli ya, bukan bajakan). 
Atau mungkin berapa banyak hutang yang harus kita bayar kepada bank karena menggesek kartu kredit untuk membeli lagu yang akhirnya terputar di streaming apps kita. Dengan adanya kemacetan, artinya kita mempunyai waktu lebih untuk menikmati koleksi musik yang kita miliki. Bahkan sampai hapal liriknya!

Hikmah kedua: Ngobrol. 
Terjebak di dalam mobil berjam-jam tentunya akan jadi tidak terasa jika ada orang lain yang bersama kita di dalam mobil yang sama. Karena kita akan menghabiskan waktu untuk ngobrol ngalor ngidul. Dan untuk yang lagi galau, momen ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk curhat.

Hikmah ketiga: Introspeksi diri.

Jika kasusnya adalah kita terjebak macet sendirian, maka kita tidak mempunyai pilihan lain selain diam atau bernyanyi (bukan main handphone!). Namun selain kedua hal tersebut, sebenarnya kita juga bisa memanfaatkan momen ini untuk merenung, introspeksi diri, atau memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Tapi hati-hati, jangan ngelamun, nanti nabrak mobil depan atau masih berhenti padahal mobil-mobil lain sudah jalan. 
  
Hikmah keempat: Tidur.
Daripada sibuk mengumpat, sebenarnya kita bisa menggunakan waktu kita yg terbuang berjam-jam di jalan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, yaitu tidur. Membayar waktu tidur malam kita yang terpotong karena lembur atau terlalu banyak agenda bergaul.
Hal ini bisa dilakukan jika kita menggunakan kendaraan umum, dengan tetap waspada terhadap barang bawaan kita pastinya. Atau jika menggunakan mobil pribadi, berarti kondisinya adalah harus ada orang lain yang mengemudikan mobil kita. Jika yang mengemudi adalah pasangan atau sahabat kita, maka pastikan kita sudah memberitahu mereka bahwa kita akan tidur. Karena jika tidak, hal ini berpotensi untuk menyinggung perasaan. Disangka supir kali!

Hikmah kelima: Dandan.
Untuk orang-orang dengan aktivitas sehari-hari yang padat dan mobilitas yang tinggi, macet akan sangat berguna untuk dandan atau ganti baju. untuk yang kedua, pastikan kita tidak sedang di dalam kendaraan umum, atau di dalam mobil dengan kaca yang terang benderang, karena berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Selain yang sudah disebutkan, pastinya masih banyak hikmah atau cara lain yang bisa kita ambil atau gunakan untuk menikmati rutinitas kita ini. Apapun itu, semuanya kembali lagi ke pilihan kita masing-masing. Because life is about choosing, right? Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai macam pilihan untuk kita ambil, mulai dari memilih menu makan siang, memilih baju untuk ngedate, hingga memilih untuk terkena macet itu sendiri. Dimana sebenarnya kita pun bisa memilih untuk tidak terkena macet yaitu dengan pulang kantor lebih malam, lewat jalan tikus, atau mungkin naik ojek.
Akan tetapi, kita lah yg memilih untuk hidup dengan kemacetan. Kita lah yang memilih untuk hidup di Jakarta di saat sebenarnya kita punya pilihan untuk pergi. Lalu apa yang membuat kita memutuskan untuk tetap tinggal?  Jawabannya adalah cinta. Cinta terhadap rumah kita. Cinta terhadap ladang penghidupan kita. Cinta terhadap taman bermain kita.
Cinta kita untuk Jakarta, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Say it out loud: I HEART JAKARTA!



RADIT-ART
|
@FADILLAHHADIDPG
|
FADILLAHHADIDPG@GMAIL.COM

(Harapan) "Punya" Jakarta

14/03/2016


Membayangkan Jakarta sebagai kota metropolitan yang penuh dengan kata ambigu, dalam arti kehidupan yang glamor dan juga kumuh. Itulah dua sisi yang sedikitnya dapat dipetik oleh warga Jakarta sendiri maupun para pendatang. Jakarta itu aneh, kota besar namun tampak kecil bagi orang-orang tertentu. Kota berpenduduk lebih dari sembilan juta jiwa ini, mempunyai daya tarik tersendiri. Mau yang putih, hitam bahkan abu-abu, semua tersedia dan serba ada di kota yang awalnya bernama Sunda Kelapa

(Alicia Keys – Empire State of Mind Part II)
Kutipan lirik lagu tersebut boleh jadi bukan tentang Jakarta. Namun kalimat tersebut seolah menggambarkan apa yang ada di sanubari terdalam setiap warga Jakarta.  Berjuang keras untuk lebih dari sekedar bertahan hidup. Berjuang dengan segala usaha untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
Amerika punya American Dream. Indonesia pun punya hal yang sama. Mimpi-mimpi yang dikubur di sebuah kota bernama Jakarta. Banyak mimpi yang tumbuh menjadi pohon kesuksesan. Namun banyak pula mimpi yang pada akhirnya tidak berbuah, kandas menjadi sekedar angan-angan.
“Tempat ku tuju segala angan dan harapan tempat ku padu cita-cita dan impian tempat ku tuju setiap langkah yang berarti tetap menyatu dalam hasrat dan tujuanku selalu.”

(Andien – Gemilang)



Andien pun seolah menggambarkan Jakarta melalui kata-kata. Gemilang, segemilang harapan-harapan baru yang diterbangkan ke langit Jakarta setiap pagi. Harapan-harapan yang berdesakan dalam kemacetan, saling mendahului untuk menjadi yang terdepan.

Akhirnya semua pun menjadi simpang siur. Tumpang tindih permasalahan yang dibungkus dalam karung yang bertuliskan “Emangnya manage Jakarta gampang?” Orang-orang yang lelah dengan janji surga pun berduyun-duyun memborong kacamata skeptis. “Ah, Jakarta mah udah hopeless.”
“We found love in a hopeless place.

(Rihanna feat. Calvin Harris – We Found Love)
Akan tetapi, terkadang kita lupa. Ketika kita berhenti berharap dan melapangkan dada untuk menerima keadaan, di saat itulah cinta datang mengetuk. Buka pintunya dan bersiaplah mendapat kejutan. Kelebihan berubah menjadi keistimewaan, kekurangan berubah menjadi warna kehidupan. Begitulah hakikatnya cinta, bukan?
Dan konon cinta itu beda-beda tipis dengan benci. Maka tak heran kita pun sering mencaci. Yang membedakannya dengan benci adalah, cinta memiliki keinginan untuk memberi. Keinginan yang menjadikan kita 1 dari kurang lebih 6.962.348 harapan yang singgah di TPS tadi pagi. Sekaligus membuktikan klaim cinta kita terhadap kota ini.
Ada yang mempersatukan, ada yang menjanjikan pembaharuan. Kepada siapapun pilihan kita jatuh, jangan jadikan ia jurang yang memisahkan kita dengan yang lain pilihan. Terima perbedaan sebagai cara mengenal diri sendiri melalui diri orang lain. Untuk akhirnya menang sebagai kawan, dan bukan kalah sebagai lawan.



Lupakan segala kontroversi dan redam segala provokasi. Toh hati nurani akhirnya sudah memilih. Masing-masing memiliki kelebihan, masing-masing memiliki kekurangan, dan pastinya masing-masing memiliki niat baik untuk memajukan Jakarta.
Suara kita lah yang menentukan siapa yang akhirnya akan melenggang sebagai pemenang. Suara kita yang kelingkingnya sudah tercelup tinta, maupun suara kita yang enggan mencoblos karena menganggap satu suara tidak ada artinya. Ingatlah bahwa Rp 999,999 belum dapat menjadi Rp 1,000,000 dengan bantuan 2 daun pepaya. Ia masih butuh Rp1. Analogi yang sekiranya tepat untuk menggambarkan bahwa satu suara pun bisa membawa perubahan.
Sekarang marilah kita berterima kasih. Bukan kepada pemerintah, bukan kepada bibi di rumah, melainkan kepada diri kita sendiri. Berterima kasih karena partisipasi kita telah menyulut api yang menyalakan kembali susunan lampion yang bertuliskan “harapan itu masih ada”. Harapan dari setiap warga, untuk masa depan



RADIT-ART
@FADILLAHHADIDPG

FADILLAHHADIDPG@GMAIL.COM





November Rain - @Fadillahhadidpg

11/17/2014





Jam dinding   sedang membentuk garis lurus, menunjuk pukul 06.00 sore hari, saat hujan turun lagi di kota ini, menyusul suara geledek yang menggelegar beberapa kali dari salah satu sudut langit. Sungguh benar, musim panas di kota telah menjelma musim hujan.



Matahari telah tenggelam sejak pukul setengah sepuluh malam, hujan kembali mengguyur kota ini. Pukul 11 malam,  buka pintu rumah , hujan masih saja rintik-rintik. Di bawah lindungan kubah payung, saya berjalan dengan sandal jepit keluar rumah. Berjalan perlahan, merasai sensasi suara hujan yang menumbuk atap payung  Suara itu begitu menenangkan jiwa.



Di tengah jalan, suara musik beiriama ngebeat, keras terdengar dari salah satu rumah yang sengaja dibuka pintunya. melihat seisi ruang tamu yang sempit itu penuh dengan para laki-laki dan para perempuan bergumul jadi satu. Mereka bernyanyi, teriak dan menari mengikuti irama. Sesekali menengak minuman berakohol.

saya baru sadar kalau ini malam minggu, Dan itu adalah pemandangan yang teramat biasa di kota ini, di setiap malam minggu. Sebuah malam untuk merayakan kehidupan, setelah 5 hari keras bekerja. Semalam untuk melupakan sejenak segala kerumitan dan keruwetan permasalahan hidup yang seolah tidak pernah ada habisnya.

Orang-orang berebut berjumpa malam yang istimewa itu, dengan rukuk, bersujud, membaya ayat-ayat kitab suci, atau sekedar berdiam diri di dalam masjid sepanjang malam atau bahkan sepanjang siang dan malam. Dalam sehari, dua hari, dari hari-hari dalam setahun, meninggalkan sejenak kesibukan dunia yang seolah tiada putusnya. Sejenak, memanjakan ruh, dari kesibukan memanjakan jasad yang seolah tiada habis kebutuhanya. Sejenak merenung dan menanyakan kembali buat apa kita sebenarnya hidup di dunia ini. Sejenak mengingat kembali, dari mana kita berasal, dan kemana akan kembali. Sejenak menyadarkan kembali, bahwa di dunia ini, kita pernah tidak ada, kemudian sekarang kita ada, dan di penggalan waktu yang akan datang, kita pasti  tidak ada kembali.

Bukankah seperti itu seharusnya agar tercapai kesetimbangan dalam hidup? Bukanya malah memuncak memanjakan jasad, demi yang terbaik untuk apa yang dipakai, dimakan, dan dipamerkan,



Banyak cara orang menjemput kebahagiaan hidup, dalam tafsir mereka sendiri. Ada yang menemukan kebahagiaan, dari bergumul, dalam hingar bingar pesta , dalam buaian ilusi minuman keras. Sebaliknya, ada yang menjemput kebahagianya dengan berdiam diri, dalam sunyi di rumah-rumah Tuhan. Tafsir kebahagiaan siapakah yang paling benar? Kebahagiaan siapakah yang paling hakiki? Coba bertanyalah pada nurani dirimu sendiri.







@FADILLAHHADIDPG

Takut di kritik orang lain?

23/01/2015

Semua orang punya rahasia.Entah tentang hal yang baik atau buruk, gue percaya, nggak ada orang yang nggak punya rahasia.

Alasannya macem-macem.Ada yang emang tertutup nggak suka cerita, ada juga yang malu kalau orang tau. Kebanyakan sih alesannya karena satu hal: takut dijudge orang lain.


Rahasia dibalik kenangan


Entah kenapa, orang-orang di sekitar kita kayaknya susah banget untuk nggak ngejudge orang lain. Termasuk gue sendiri, kadang suka nggak bisa nahan buat ngejudge sesuatu. Cuma biasanya gue suka ngefilter, ngejudgenya dalam hati aja, jadi nggak parah-parah amat. (Hashtag: #CariPembenaran)

Ada cewek cantik pakai barang mahal, langsung mikir, “Ah.. paling simpenan”. Ada temen yang nikah muda, langsung mikir, “Ah.. paling MBA”. Kadang ada temen yang baru dapet pencapaian aja masih sempet-sempetnya disuudzonin, “HALAH, HOKI DOANG ITU”. Gitu terus sampai Agumon naik haji.


Tapi kalau dipikir-pikir, judging itu sebenernya sifat alami manusia, cuma kadarnya aja yang beda-beda. Rasa takut untuk dijudge orang lain juga sebenernya alamiah, karena yang ngerasain nggak cuma orang-orang kayak kita doang, 


Kalau dipikir-pikir ya bener juga. Emang kenapa juga kalau kita dijudge orang? toh mereka yang bakal capek sendiri. Ronaldo bilang di filmnya, salah satu quote yang gue suka juga, “Some people hate me, some people love me”.

Ada orang yang benci kita, tapi bakal ada aja orang yang sayang sama kita. Dari pada ngabisin energi buat mikirin pendapat orang jahat, lebih baik kita fokus nyenengin orang baik yang mensupport kita.

Bukan begitu?



Sedikit teknik dasar fotografi


A. Fotografi
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).

B. Kamera SLR
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau Kamera D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik (Viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa.   Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa  karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa .

Fotografi berkaitan erat dengan cahaya (jadi untuk menghasilkan sebuah foto diperlukan adanya cahaya, tanpa ada cahaya maka tidak akan ada foto), maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

C. Lensa
Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa  biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa  jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

PANJANG LENSA
Panjang lensa  biasa disebut Focal Length

Panjang lensa mempengaruhi:
a. JARAK pemotretan
b. SUDUT pandang
c. PEMBESARAN
d. FASILITAS BUKAAN DIAFRAGMA

Lensa Khusus:
a. Lensa Makro (biasa disebut Macro Lens)
b. Penambahan panjang lensa (biasa disebut Tele Converter atau Extender)
c. Lensa pengoreksian perspektif pada subjek
d. Lensa Lunak (biasa disebut Soft Focus Lens)

Macam-macam lensa
Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa tandar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa idak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa ang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

D. Fokus
Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang..

F. Shutter Speed
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.


Foto dengan shutter speed lambat



G. Aperture
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf  F  kecil dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst...


Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa  (f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0,  f/2,8 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/16).



Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa maka shutter speed akan semakin melambat.




Keterangan:
perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya.
Tips : 
Gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu. Gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap (pemandangan).

Beberapa istilah dlm fotografi yang amat perlu difahami:
 APS: Advanced Photo System
 DIL : Drop in Loading
 CID : Cartridge Identification number
 FID : Film strip Identification number
 USC : Uniform Sigma Crystal/kristal sigma seragam
 Kristal sigma : Butir-butir perak halida
 AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
 AFD : Auto Focus Distance Information
 DIR : Development Inhibitor Releaser
 SPD : Silicon Photo Diode
 LCD : Liquid Crystal Display
 LED : Light Emitting Diode, lampu
 ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
 ISO : International Standart Organization
ASA : American Standart Association
DIN : Deutsche Industry Norm
NiMH : Nikel Metal Hydride
NiCd : Nikel Cadmium
DRAM : Data Random Acces Memory
RISC : Reduce Intruction Set Computer
CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)
CPL : Circular Polarizing
USM : Ultrasonic motor
ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar
SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
Lens Mount : Dudukan lensa
MF : Manual Fokus
AF : Auto Fokus
Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
DOF : Depth of Field; ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, bergantung pada: diafragma, panjang lensa dan jarak objek
GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma
AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV
EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik
Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)
Aperture : Diafragma
Lens Hood : Tudung lensa
Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
Shutter : Rana
Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang
Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot
Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu
Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
View finder : Jendela bidik
Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau – bagi mereka yang berkacamata)
Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
Focusing screen : Layar focus
Bracheting : Pengambilan gambar yang sama menggunakan pengukuran pencahayaan yang berbeda
Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis
TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata
Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
Hot shoe : Kaki blitz
Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
Shutter release : Pelepas rana
Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan
Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai
Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa
Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50,,, biasanya:
· 16-22mm (lensa lebar super)
· 24-35mm (lensa lebar medium
· 6-15mm (lensa mata ikan)
Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
Pull : kebalikan dari Push
Main light : Cahaya pengisi/tambahan
Foto wedding : Potraiture berpasangan (menciptakan rekaman gambar yang romantisme, baik dari posenya maupun dari suasananya
Foto wedding terbagi 2 yaitu:
Neo Classic Potraiture, ialah bentuk visual foto berpasangan yang beraura romantis
Classic wedding, ialah bentuk foto berpasangan yang harus menjadi kenangan
Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin
Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan
Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya
Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas
Sandwich : Teknik menggabungkan foto
Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
Esai foto : (Biar foto yang bicara), merangkai foto menjadi cerita bertem
xposure time kalo ga salah sih lamanya waktu kita ngebuka bukaan ( Biasanya di mode Bulb )
Sesuai dengan artinya, Interpolasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk memperbesar ukuran gambar dengan memultiplikasi pixel ukuran gambar yang diduplikasi menjadi lebih besar. Biasanya gambar interpolasi bila dilihat dengan teliti akan menurunkan ketajaman gambar karena bukan hasil asli keluaran dari sensor.
HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.
AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Nikon.
SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sony.
AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi harus dengan manual fokus.
VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization.
OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.
DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.
DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
L -> kependekan dari "Luxury", biasa diplesetkan menjadi "Larang". Lensa-lensa L-series Canon adalah lensa yang berada di jajaran atas. Dibuat dengan optik-optik pilihan yang berkualitas, juga memiliki build quality yang baik dan kokoh. Lensa seri ini ditandai dengan adanya gelang merah di leher bagian depan lensa. L singkatan dari luxury alias lensa mewah yg kualitasnya tinggi.
DO -> kependekan dari "Diffractive Optics". Lensa seri ini bila dibandingkan dengan lensa lain yang memiliki focal length dan aperture maksimal yang sama biasanya memiliki bentuk yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan. Canon juga meng-claim lensa seri DO ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi chromatic aberration. Lensa ini ditandai dengan adanya gelang berwarna hijau di leher lensa bagian depan. Hingga saat ini Canon baru memproduksi 2 macam lensa dengan diffractive optics ini.
EF -> mount lensa Canon sejak tahun 1987, mount sebelumnya bernama FD. Tambahan -S di belakang adalah kependekan dari Short Back Focus. Lensa dengan seri ini memiliki 'buritan' yang lebih nongol sehingga tidak bisa masuk ke body fullframe. Desainnya pun memang dirancang untuk body non-fullframe (APS-C) sehingga memiliki image circle yang lebih kecil daripada lensa seri EF biasa. Jika dipaksakan dipasang pada body fullframe (baik dibantu dengan extension tube atau cara lain), maka akan menghasilkan foto dengan vignetting yang cukup parah akibat jangkauan image circle tidak sampai mencakup keseluruhan frame.
IS -> kependekan dari "Image Stabilizer". Teknologi peredam getar pada lensa yang memungkinkan lensa menstabilkan getaran tangan yang bisa menyebabkan foto shaking. Kemampuan IS biasanya diukur dengan stop rating, di mana semakin tinggi angka ratingnya, semakin baik kemampuan IS lensa tersebut dalam menstabilkan getaran.
USM -> kependekan dari "Ultra-sonic Motor", bisa diplesetkan menjadi "Untuk Semua Momen". Lensa AF dengan motor ini biasanya memiliki kemampuan autofocus yang lebih cepat dan senyap sehingga dapat menangkap momen dengan lebih baik dan akurat.
EF-S : jenis vatting / pangkon / bajonet / mounting



: @Fadillahhadidpg 
  Fadillahhadidpg@gmail.com